Minggu, 26 Juni 2011

PIL KB MENJAGA KULIT TETAP HALUS

Berbagai temuan ilmiah sudah semakin menyempurnakan manfaat dari pil KB. Kini sudah tak perlu lagi khawatir mengkonsumsi pil KB yang menyebabkan jerawatan ataupun gemuk.57 tahun lalu seorang ilmuwan Amerika Serikat, Carl Djerrasi, dan rekannya, George Rosencranz, menemukan pil KB dari sintesis progesterone,yang berasal dari tumbuhan umbi rambat (Mexico dioscora). Temuan Djerrasi ini kemudian digunakan sebagai obat pencegah kehamilan, dan resmi beredar di Amerika pada tahun 1960.
Sintesis progesteron ini mampu bekerja menekan pertumbuhan lapisan endometrium yang menentukan keberlangsungan hidup buah kehamilan di dalam rahim. Sehingga praktis membuat buah kehamilan sulit menempel maupun terjadinya kehamilan.
Namun, di tahun-tahun berikutnya hingga akhir era 60-an, banyak perusahaan farmasi Eropa berlomba meneliti dan memformulasi pil KB. Sampai ditemukannya pil KB yang menggunakan hormon estrogen dan progesteron, yang bekerja membalik proses normal reproduksi wanita agar tak terjadi pembuahan.
Pada dasarnya kadar FSH - yang mempengaruhi diproduksinya estrogen setelah masa haid - diproduksi tinggi pada saat beberapa hari sebelum masa ovulasi. Estrogen berfungsi memacu pertumbuhan lapisan endometrium sebelum terjadi pembuahan. Selain itu, memacu proses pematangan sel telur hingga sel telur dilepaskan, atau yang dikenal dengan masa ovulasi (masa subur).
Sedangkan hormon LH - yang mempengaruhi produksi progesteron - mempersiapkan rahim untuk pembersihan atau peluruhan lapisan endometrium. Progesteron akan diproduksi tinggi pada saat menjelang haid.
Dan untuk mencegah terjadinya pembuahan, hormon ini ditekan dengan hormon sebaliknya, sehingga tak sempat terjadi pembuahan. Misalnya, dengan menambah hormon progesteron untuk menghambat pematangan sel telur.
Namun, tak semua pil KB mengandung kedua hormon ini. Pada wanita menyusui, pil KB yang memang mengandung estrogen tak disarankan dikonsumsi, karena akan menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah ASI. Wanita menyusui lebih disarankan untuk menggunakan pil KB yang mengandung derivate progesterone saja.
Berbeda dengan alat kontrasepsi lain, kontrasepsi pil tak memerlukan prosedur rumit ataupun rasa sakit. Selain itu, jika ingin menghentikan KB dan mengupayakan kehamilan, tak perlu menunggu berbulan-bulan. Cukup sekali haid dan setelahnya sudah bisa hamil kembali.
"Apalagi pil KB ini sudah lama diteliti dan disempurnakan oleh para ilmuwan, sehingga pil atau oral contraception ini adalah alat KB yang mendekati ideal," ujar dr. Ari Waluyo, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Bersalin Asih Jakarta. Cara penggunaan dan mendapatkan pil KB ini pun mudah. Cukup mendatangi dokter kandungan atau bidan pelayan KB untuk diresepkan alat kontrasepsi pil KB.
Atau, jika kurang yakin dengan efektifitas yang dihasilkan atau kemungkinan reaksi yang ditimbulkan, dapat dikonsultasikan dulu. Setelah itu, dapat mulai mengonsumsi 21 pil KB sesuai hari yang tertera pada kemasan pil (jika jumlah pil 21 butir, atau 28 hari konsumi jika jumlah pil 28 butir).
Pil KB biasanya dikonsumsi mulai awal mendapat haid hingga 21 hari ke depan. Di masa awal, pil KB yang dikonsumsi mengandung estrogen. Namun setelah menginjak minggu ke-2, pil KB yang dikonsumsi mengandung juga progesteron, dan minggu ke-4 kadar kedua hormon tadi sama-sama turun.
Hal ini mengikuti siklus normal reproduksi wanita, dan hanya sedikit menekan pada saat terjadinya ovulasi atau 14 hari sebelum haid terjadi, dengan meningkatkan progesteron untuk menghalangi terbentuknya lapisan endometrium yang baik untuk perlekatan buah kehamilan.
Serta meningkatkan estrogen sebelum ovulasi sehingga produksi FSH dan LH terganggu dan tidak terjadi kematangan sel telur, termasuk pengentalan lendir mulut rahim yang menghalangi sel sperma masuk ke dalam rahim.
Sayangnya, terkadang pengguna pil KB akan menimbulkan keluhan di minggu-minggu awal bagi pengguna yang siklus haidnya tidak normal. Menurut Ari, hal ini tak perlu dikhawatirkan berlebihan, karena haid akan kembali normal dengan sendirinya. "Setelah 6 bulan pemakaian biasanya hormon-hormon akan bekerja dengan baik dan siklus haid kembali normal," ungkap dokter Ari.
Lalu, bagaimana jika sering lupa meminumnya? Menurut Ari, kesalahan yang umum terjadi dari penggunaan pil KB memang kelupaan meminumnya. Akan tetapi, kealpaan ini tak lantas akan langsung menyebabkan kehamilan.
Kelupaan meminum pil KB bisa disiasati dengan membiasakan mengonsumsinya pada satu waktu, misalnya di pagi hari. Namun jika sudah terlanjur lupa, segera minum pil tadi dan konsultasikan ke dokter atau bidan terdekat. Jika lupa minum pil hingga hari ke 3 (kurang dari 72 jam), kehamilan masih dapat dicegah dengan pemberian emergency pill atau pemasangan IUD. (na/nov)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALTERNATIF

 

Matematika, bagi sebagian besar anak didik, merupakan mata pelajaran yang dianggap paling sulit, paling membosankan dan tak jarang juga dianggap sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan. Bahkan belakangan dianggap memberi andil paling besar bagi ketidaklulusan siswa dalam mengikuti ujian nasional.

Munculnya persepsi negatif terhadap pelajaran matematika itu sejatinya memotivasi guru matematika untuk selalu mencari terobosan-terobosan baru agar pembelajaran matematika dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu harus diupayakan berbagai alternatif metode dan strategi pembelajaran yang lebih efektif sebagai solusi untuk menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang mudah dan disenangi anak didik.
Paradigma pembelajaran di kelas dewasa ini telah mengalami pergeseran orientasi. Semula, orientasi pembelajaran itu tidak lebih sekedar penyampaian informasi kepada peserta didik. Namun sekarang, pembelajaran lebih diutamakan untuk menggali potensi peserta didik, sehingga memancar pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilannya (psikomotor). Strategi yang digunakan pun tidak lagi sekedar pemberian materi, tetapi juga menstimulasi peserta didik agar mampu merumuskan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Adanya pergeseran paradigma itu mejadikan peran guru di kelas berubah, dari peran yang hanya penyampai informasi (transformator) kepada peran sebagai perantara (fasilitator dan mediator). Dengan kata lain, pergeseran dari “teacher centered” ke “student centered“.
Oleh karena itu, untuk mengukuhkan peran guru sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran matematika, salah satu model pembelajaran alternatif yang banyak dikembangkan sekarang adalah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan pendekatan Konstruktivisme. Konsep mendasar dari pendekatan ini adalah bahwa pengetahuan itu tidak dapat dialihkan dari fikiran guru ke fikiran siswa secara utuh, tetapi siswa membangun sendiri pengetahuan di dalam fikirannya (struktur kognitifnya).
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini berlangsung dalam tiga tahap, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Ketiga tahap ini berjalan secara siklus.
Pada tahap eksplorasi, materi atau keterampilan baru diperkenalkan dengan mengkaitkannya pada pengetahuan yang sudah ada pada siswa melalui apersepsi dan memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya materi tersebut untuk kehidupan mereka di masa mendatang. Pada tahap pengenalan materi, siswa dilibatkan secara aktif untuk merumuskan konsep-konsep melalui pemecahan masalah (problem solving), sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dan diharapkan dari tahap ini mereka dapat merumuskan konsep-konsep kunci dari materi tersebut. Kemudian pada tahap aplikasi, siswa dapat membangun sendiri sikap dan prilaku yang baru berdasarkan pengertian yang sudah dipelajarinya, sehingga terjadi perubahan pada sikap dan perbuatannya (life skill).
Pendekatan konstruktivisme ini memang tidak mudah diterapkan, terlebih bila model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak mengarah dan mendukung pendekatan tersebut. Apalagi bila peran guru masih dominan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, harus dipilih tipe model pembelajaran kooeperatif yang dapat dikombinasikan dan pendekatan konstruktivisme tersebut. Salah satu alternatif tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe JIGSAW (Kelompok Ahli), sebagaimana yang dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephen, Stikes dan Snapp (1978).
Tipe Jigsaw ini pada intinya bertujuan agar siswa bersama kelompoknya dapat merumuskan sendiri konsep-konsep dari materi yang sedang dibahas, baik dalam bentuk sub-materi yang diberikan kepada masing-masing kelompok, maupun dalam bentuk soal-soal. Langkah-langkah model pembelajaran JIGSAW ini diantaranya adalah :
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa tim, masing-masing sebanyak 4 – 5 orang
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi (soal) yang berbeda untuk dibahas/diselesaikan
  3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab (soal) yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab (jawaban soal) mereka
  4. Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab (jawaban soal) yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  5. Salah seorang anggota dari tiap-tiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya
  6. Guru memberi evaluasi/meluruskan pemahaman siswa bila ada yang keliru.
Melalui model pembelajaran Jigsaw ini, secara kooperatif siswa dapat dengan mudah untuk mengkonstruksi sendiri materi yang sedang dibahas, sehingga diharapkan hasil rumusan dari materi tersebut akan lebih bermakna dan langgeng dalam pikiran mereka.
Keuntungan mengkombinasikan model pembelajaran tipe JIGSAW dengan pendekatan konstruktivisme ini adalah siswa bisa lebih banyak berperan dibandingkan dengan guru, terlebih melatih mereka untuk kerjasama dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Dengan demikian hasil pembelajaran yang diperoleh dapat lebih optimal. Lebih jauh lagi, mata pelajaran matematika tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit, paling membosankan, paling menakutkan, dan berbagai sebutan negatif lainnya.
Explore posts in the same categories: Pendidikan

MENGHILANGKAN KEJENUHAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA


Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang (by design) ataupun tidak sengaja dirancang namun dimanfaatkan (by utilization). Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan guru, tetapi dapat pula diperoleh lewat interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
kbm

Pembelajaran matematika, salah satu diantara tujuannya adalah membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah. Berbagai persepsi awal yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika, telah membentuk sikap yang beragam. Ada yang memiliki minat yang tinggi terhadap matematika, namun tidak sedikit yang bersikap apriori bahkan phobia terhadap matematika. Hal ini tentu dikarenakan pengalaman belajar yang pernah mereka rasakan.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi negatif siswa terhadap matematika adalah karena kejenuhan yang mereka alami selama belajar matematika. Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa disebabkan karena ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang diberikan, atau juga karena mereka sukar untuk memahami materi yang diajarkan. Kejenuhan ini juga sering ditimbulkan oleh guru pengajarnya. Karena guru kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metoda, strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan membangkitkan minat.
Menurut Robert. M. Gagner, ada dua kondisi belajar siswa, pertama, kondisi belajar internal, yaitu kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan pendapat Gagner diatas, maka kita dapat menyiasati kondisi belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan, diantaranya melalui langkah –langkah berikut :
1. Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti “mampu berbuat”. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan membangkitkan minat.
Dalam pembelajaran matematika, motivasi itu sangat penting. Untuk membangkitkan motivasi intrinsik, siswa diingatkan akan pentingnya belajar matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-hari, seperti perhitungan, pengukuran dan sebagainya. Apalagi bila siswa berkeinginan untuk melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka pelajaran matematika akan terus diperoleh, sehingga pemahaman dan penguasaan materi pada tahap-tahap awal akan membantu untuk tahap-tahap selanjutnya. Motivasi ekstrinsik dapat dikondisi oleh guru, seperti dengan memberi pujian, hadiah dan sebagainya. Langkah-langkah berikut ini juga merupakan bentuk motivasi ekstrinsik.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajarn yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan dalam belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
3. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.
4. Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan musik dalam ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-simulasi yangterjait dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas, seperti di taman, di lapangan dan lain sebagainya.
Explore posts in the same categories: Pendidikan

Eksponen

Eksponen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Eksponen adalah perkalian yang diulang-ulang. Orang menulis eksponen dengan indeks di atas, yang akan terlihat sebagai berikut: xy. Terkadang hal itu tak mungkin. Kemudian orang menulis eksponen menggunakan tanda ^: 2^3 berarti 23.
Bilangan x disebut bilangan pokok, dan bilangan y disebut eksponen. Sebagai contoh, pada 23, 2 adalah bilangan pokok dan 3 eksponen.
Untuk menghitung 23 seseorang harus mengalikan 3 kali terhadap angka 2. Sehingga 2^3=2 \cdot 2 \cdot 2. Hasilnya adalah 2 \cdot 2 \cdot 2=8. Apa yang dikatakan persamaan bisa juga dikatakan dengan cara ini: 2 pangkat 3 sama dengan 8.
Contoh:
  • 5^3=5\cdot{} 5\cdot{} 5=125
  • x^2=x\cdot{} x
  • 1x = 1 untuk setiap bilangan x
Jika eksponen sama dengan 2, maka disebut persegi karena area persegi dihitung menggunakan a2. Sehingga
x2 adalah persegi dari x
Jika eksponen sama dengan 3, maka disebut kubik karena volume kubus dihitung dengan a3. Sehingga
x3 adalah kubik x
Jika eksponen sama dengan -1 orang harus menghitung inversi bilangan pokok. Sehingga:x^{-1}=\frac{1}{x} Jika eksponen adalah integral dan kurang dari 0, orang harus membalik bilangan dan menghitung pangkat. Sebagai contoh:
2^{-3}=(\frac{1}{2})^3=\frac{1}{8}
Jika eksponen sama dengan \frac{1}{2} hasilnya adalah akar persegi bilangan pokok. Sehingga x^{\frac{1}{2}}=\sqrt{x}. Contoh:
4^{\frac{1}{2}}=\sqrt{4}=2
Dengan cara yang sama, jika eksponen \frac{1}{n} hasilnya adalah akar ke-n, sehingga:
a^{\frac{1}{n}}=\sqrt[n]{a}
Jika eksponen merupakan bilangan rasional \frac{p}{q}, hasilnya adalah akar ke-q bilangan pokok yang dipangkatkan p, sehingga:
a^{\frac{p}{q}}=\sqrt[q]{a^p}
Eksponen bisa juga tak rasional. Untuk menjadikan bilangan pokok a menjadi pangkat ke-x yang tak rasional, kita menggunakan rangkaian ketidakterhinggaan bilangan rasional (xi), yang limitnya adalah x:
x=\lim_{n\to\infty}x_n
seperti ini:a^x=\lim_{n\to\infty}a^{x_n}
Ada beberapa aturan yang membantu menghitung pangkat:
  • \left(a\cdot b\right)^n = a^n\cdot{}b^n
  • \left(\frac{a}{b}\right)^n = \frac{a^n}{b^n},\quad b\neq 0
  • a^r \cdot{} a^s = a^{r+s}
  • \frac{a^r}{a^s} = a^{r-s},\quad a\neq 0
  • a^{-n} = \frac{1}{a^n},\quad a\neq 0
  • \left(a^r\right)^s = a^{r\cdot s}
  • a^0 = 1,\quad a\neq 0: Bila bilangan pokok lebih besar daripada 1 dan eksponen 0, jawabannya 1. Jika bilangan pokok dan pangkat sama dengan 0, jawabannya tak terdefinisikan.
Ekponen matriks bisa pula dihitung. Matriks itu harus persegi. Sebagai contoh: I^2=I \cdot I=I.

Jumat, 24 Juni 2011

PUISI MAULUD NABI

Ya Nabi Ya Rasululloh
Cahaya hati kami, kekasih Alloh
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa mulia akhlaqmu
Bagai cahaya kemuliaan al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa
Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa indah akhlaqmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami
Ya Nabi Ya Rasululloh
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya…

Selasa, 14 Juni 2011

HATI NURANI MANUSIA MASIH ADAKAH?

"Hati nurani" manusia memerintahkan atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu kini dan di sini."


"Hati nurani" tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkrit. Tidak mengikuti "hati nurani" berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Dalam "hati nurani" berlangsung penggandaan; Manusia bukan saja melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral (baik atau buruk), namun ada pula yang turut mengetahui tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang dilakukan. "Hati nurani" merupakan semacam saksi tentang perbuatan-perbuatan moral manusia.


Ada dua macam bentuk "hati nurani", yaitu "hati nurani" retrospektif dan "hati nurani" prospektif. "Hati nurani" retrospektif memberikan penilaian terhadap perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. "Hati nurani" ini seolah menoleh ke belakang dan menilai perbuatan-perbuatan yang telah lewat. "Hati nurani" retrospektif menyatakan bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik; menuduh atau mencela bila perbuatannya tidak baik; dan sebaliknya memuji atau memberi rasa puas apabila perbuatannya dianggap baik. Jadi "hati nurani" retrospektif merupakan semacam instansi kehakiman dalam batin masing-masing manusia tentang perbuatan yang telah berlangsung.

Sedangkan "hati nurani" prospektif melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan masing-masing manusia yang akan datang. "hati nurani" prospektif mengajak manusia untuk melakukan sesuatu atau seperti barangkali yang lebih banyak terjadi - mengatakan 'jangan' dan melarang untuk melakukan sesuatu. Aspek negatif lebih mencolok. Dalam "hati nurani" prospektif sebenarnya terkandung semacam ramalan. "Hati nurani" prospektif menyatakan, "hati nurani" pasti akan menghukum kita, andaikata kita melakukan perbuatan itu. "Hati nurani" prospektif menunjuk kepada "hati nurani" retrospektif yang akan datang, apabila perbuatan menjadi kenyataan.


"Hati nurani" bersifat personal, artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi bersangkutan. Norma-norma dan cita-cita yang diterima seseorang dalam hidup sehari-hari dan seolah-olah melekat pada peibadi seseorang, akan tampak pula dalam ucapan-ucapan "hati nurani" seseorang. Seperti yang biasa kita katakan bahwa tidak ada dua manusia yang sama, begitu pula tidak ada dua "hati nurani" yang persis sama. "Hati nurani" diwarnai oleh kepribadian kita. "Hati nurani" juga akan berkembang bersama dengan perkembangan seluruh kepribadian kita; "Hati nurani" seorang paruh baya yang sudah banyak pengalaman hidup tentunya akan memiliki "hati nurani" yang berbeda dengan seseorang yang masih remaja.

Disamping aspek personal,"hati nurani" juga menunjukkan suatu aspek adipersonal. Selain bersifat pribadi, "hati nurani" juga seolah-olah melebihi pribadi kita, seolah-olah merupakan instansi di atas kita. Aspek ini tampak dalam istilah "hati nurani" itu sendiri. "Hati nurani" berarti "hati" yang diterangi (nur=cahaya). Dalam pengalaman mengenai "hati nurani" seolah-olah ada cahaya dari luar yang menerangi budi dan hati kita. Bagi orang beragama, "hati nurani" memang memiliki suatu dimensi religius. Kalau ia mengambil keputusan atas dasar "hati nurani", artinya kalau ia sungguh-sungguh yakin bahwa ia harus berbuat demikian dan tidak bisa lain tanpa menghancurkan integritas pribadinya, maka ia akan mengambil keputusannya di hadapan Tuhan. Ia insaf dengan itu akan mentaati kehendak Tuhan. Dan sebaliknya, apabila bertindak bertentangan dengan "hati nurani" tidak saja berarti mengkhianati dirinya sendiri, tapi serentak juga melanggar kehendak Tuhan.


Mengikuti "hati nurani" merupakan suatu hak dasar bagi setiap manusia. Tidak ada orang lain yang berwenang untuk campur tangan dalam putusan "hati nurani" seseorang. Tidak boleh terjadi, bahwa seseorang dipaksa untuk bertindak bertentangan dengan "hati nurani"nya. Maka dari itu tidaklah mengherankan, apabila dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia, disebut juga Hak Atas Kebebasan "Hati Nurani". Konsekwensinya negara harus menghormati putusan "hati nurani" para warganya, bahkan kalau kewajiban itu menimbulkan konflik dengan kepentingan lain. Dengan lain perkataan, bahwa negara harus menghormati hak dari conscientious objector, orang yang berkeberatan memenuhi kewajiban sebagai warga negara karena alasan "hati nurani". Contoh terkenal adalah konflik yang sering dialami di negara-negara yang mempraktekkan wajib militer. Di negara itu tidak jarang ada orang muda yang menolak untuk memenuhi wajib militer dengan alasan "hati nurani". Tapi sekarang ini mayoritas negara modern mengakui hak orang muda untuk menolak masuk tentara karena alsan "hati nurani". Hanya mereka diwajibkan mengikuti suatu masa pengabdian alternatif, misalnya suatu tugas sosial yang tentu waktunya lebih lama dan imbalan finansialnya kurang apabila dibandingkan dengan dinas militer.


Manusia tidak pernah boleh bertindak bertentangan dengan "hati nurani". "Hati nurani" selalu harus diikuti, juga kalau -- secara obyektif -- ia sesat. Namun---- Manusia wajib pula mengembangkan "hati nurani" dan seluruh kepribadian etisnya sampai menjadi matang dan seimbang. Pada orang yang sungguh-sungguh dewasa dalam bidang etis, putusan subyektif dari "hati nurani" akan sesuai dengan kualitas obyektif dari perbuatannya. Pada orang seperti ini, yang baik secara subyektif akan sama dengan yang baik secara obyektif. Karena itu perlu dipelajari bagaimana keadaan ideal iatu dapat dicapai.

"Hati nurani" harus dididik, seperti halnya akal budi manusia membutuhkan pendidikan. Namun pendidikan akal budi jauh lebih mudah untuk dijalankan. Pendidikan "hati nurani", harus dijalankan demikian rupa sehingga si anak menyadari tanggung-jawabnya sendiri. Pendidikan "hati nurani" seolah-olah berjalan dengan sendirinya, bilamana si anak diliputi oleh suasana yang sehat serta luhur dan ia melihat bahwa orang di sekelilingnya memenuhi kewajiban mereka dengan seksama dan mempraktekkan keutamaan-keutamaan yang mereka ajarkan. Jadi apabila secara teoritis pendidikan "hati nurani" lebih sulit dari pada pendidikan akal budi, pada taraf praktis kesulitan itu kurang terasa, asal saja keluarga diliputi iklim moral yang serasi dan menunjang. Pendidikan "hati nurani" tidak membutuhkan sistem pendidikan formal, malah lebih baik berlangsung dalam rangka pendidikan informal, yaitu keluarga. Sedangkan pendidikan akal budi sulit untuk dijalankan di luar rangka pendidikan formal.

(Sumber: ETIKA, Seri Filsafat Atma Jaya: 15; Oleh K. Bertens).

PERANAN WANITA SEBAGAI MAKHLUK (MANUSIA) INDIVIDU

"PERANAN WANITA SEBAGAI MAKHLUK (MANUSIA) INDIVIDU"

"Peranan "wanita" akan dapat dirasakan apabila "wanita" itu sudah mampu menunjukkan identitasnya."


Setiap "individu" kaum "wanita" berkewajiban membina dirinya sendiri terlebih dahulu. Sekelompok "wanita" sebagai "individu" yang bertanggung jawab akan melahirkan kualitas "wanita" yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam arti sebenarnya.


"Wanita" sebagai "individu" berhak berbuat dengan akibat serta manfaat yang diperolehnya, antara lain:


1. AMAL YANG BERPRESTASI.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalan firman Allah Surat An-Nisa' Ayat 194, yang artinya:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun "wanita" sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikit."

Dan Surat Al-Ahzab Ayat 35, yang artinya:

"Sesungguhnya laki-laki dan "wanita" yang muslim, laki-laki "wanita" yang mukmin, laki-laki dan "wanita" yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan "wanita" yang benar, laki-laki dan "wanita" yang sabar, laki-laki dan "wanita" yang khusyuk', laki-laki dan "wanita" yang bersedekah, laki-laki dan "wanita" yang berpuasa, laki-laki dan "wanita" yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan "wanita" yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."


Kedua ayat tersebut telah menjelaskan bahwa dalam hal usaha dan kegiatan yang mengantar pada prestasi "individu", laki-laki dan "wanita" imbalan yang diperolehnya sama. Penyebutan secara terperinci dan berulangkali antara laki-laki dan "wanita" merupakan bukti otentik bahwa kedudukan kaum "wanita" setara dengan laki-laki.

Sedangkan untuk amal negatif cukup dengan sebutan umum. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Bayyinah Ayat 6:

"Sesungguhnya orang-orang jafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk."


2. "WANITA" BERHAK MEMBINA DIRI.

Seorang "wanita" seharusnya dapat membina diri. Berharga atau rendahnya kaum "wanita", akibat salah arah dan langkah mereka masing-masing. "Wanita" sebagai manusia, akan mengalami perubahan emosi, masa-masa puber, saat penuh dinamika dan romantika, serta celah-celah yang sungguh rawan bagi "wanita". Kebanyakan remaja putri salah tingkah ini disebabkan kurangnya informasi dan pembinaan.


Untuk kepentingan pembinaan, kita perlu mengetahui perkembangan jiwa dan taraf umur baik laki-laki maupun "wanita". Menurut para ahli Psykhologi, manusia sejak lahir sampai tua, melewati masa-masa berbahaya. Pembagian tingkatan umur manusia adalah sebagai berikut:

a. Masa kanak-kanak.
Masa ini berlaku antara usia 40 hari sampai 8 tahun. Masa ini sangat peka untuk menirukan apa saja yang dilihat atau didengarnya. Apapun yang terjadi di alam sekitarnya ikut menentukan kepribadian mereka.

b. Masa remaja
Masa ini berlaku antara usia 8 - 14 tahun. Masa ini anak butuh banyak bergerak untuk pertumbuhan fisiknya. Anak sudah belajar baik di tingkat Dasar maupun SLTP. Pendidikan dasar merupakan dasar pembentukan kepribadiannya.

c. Masa baligh.
Masa ini berlaku antara usia 15 - 21 tahun. Pertumbuhan jasmani mencapai tingkat maksimal. Rohani mengikuti dengan berbagai gejala yang baru dan unik. Banyak angan, cita-cita yang melangit, khayal yang tidak terkontrol, tipuan yang banyak negatifnya. Antara baik dan buruk dirasa sama-sama menarik. Apabila imannya tipis, banyak godaan yang dikira membahagiakan, namun berakhir dengan penyesalan selamanya. Keindahan tubuh mencapai maksimal, khayal yang kuat dan syahwat yang menggelora. Bagi "wanita" yang kurang waspada, saat ini merupakan bencana bagi masa depannya.

d. Masa dewasa.
Terjadi antara usia 21 - 26 tahun. Pada usia ini banyak cela, sebab peranan syahwat sangat dominan. Tuntutan syahwatnya tidak cukup dalam khayal namun mendesak untuk mencapai realita. Bagi "wanita" yang belum siap menikah, sebaiknya memperbanyak puasa. Kematangan fisik dengan berlebihnya potensi, membuyarkan nilai-nilai agama yang dipegangnya. Kecenderungan untuk melanggar hukum sulit dicegah. Apalagi kalau kondisi lingkungan memang memungkinkan. Mempercepat menikah apabila kondisi sudah siap merupakan hal yang terpuji menurut agama. Bagaimanapun kegoncangan jiwanya apabila iman dan taqwa sudah terbina, Insya'Allah kita dapat menyelamatkan diri kita. Pelanggaran yang dianggap biasa bagi manusia di abad ini, tetap dinilai tercela dan merupakan perilaku paling hina.

e. Masa dewasa sempurna.
Berlaku antara usia 27 - 35 tahun. Masa seorang sudah mencapai kematangan pribadinya. Pikiran secara cerah, terbuka dari segala kelabu, keyakinan jelas dan tegas. Pada masa ini kecenderungan untuk mencapai prestasi, baik dalam masyarakat maupun dalam dunia akademis. Nilai hidup mulai disadari, iman semakin kokoh dan ilmu mulai mendalam. Prestasi dalam masyarakat mulai tampak dan rasa tanggung jawab semakin terlihat. Ciri-ciri keibuan mulai berbicara dan membentuk realita, karena pada usia ini regeneratif sudah aktif. Sebagai "wanita" dan sekaligus sebagai ibu sudah dirasakannya, sehingga tugas primer dan sekunder silih berebut. Pada usia ini mengalami perubahan kebiasaan-kebiasaan negatif, sikapnya lebih rasional dan ilmiah. Cenderung untuk berjasa, berkorban dan ingin menjadi orang yang terhormat dalam lingkungannya. Pada usia ini mulai merasakan nikmatnya iman dan keteraturan belajar pada masa silam. Ayat-ayat Al-Qur'an dirasakan benar dalam hidupnya.

f. Masa setengah tua.
Menginjak usia 41 rahun dapat disebut setengah umur. Dan antara usia 41 - 50 tahun dianggap sudah mencapai usia setengah tua. Pada umumnya kesenangan terhadap materi sudah menurun, sebab ternyata hal itu tidak menjamin terhadap kebahagiaan hidup. Masalah agama dan mati sudah mendapat tempat utama dalam setiap "individu". Apabila pada usia ini hoby maksiat tetap dilakukan alamat penghuni neraka abadi. Biasanya bagi orang yang lemah iman, akan mudah terjun ke dalam aliran kebatinan dengan segala variasinya.

g. Masa menurun.
Semenjak usia sudah mencapai 50 tahun, potensi jasmani mulai menurun. Anggota badan serta bagian-bagiannya sudah mulai kendor. Masalah mati setiap saat menghantui dirinya, Nafsu makan dan minum juga berkurang, bahkan tidurpun sulit. Orang yang kosong imannya keresahan jiwa tidak terkendalikan. Rasa nyeri pada sendi-sendi tulang dan kegoncangan batin tidak dapat dihindari. Pikiran kacau, hati yang tiada menentu selalu silih berganti pada perasaannya. Sebaliknya bagi ahli ibadah, ketundukan semakin berisi, shalatnya khusyuk dan dzikirnya pada Allah tidak pernah sunyi. Anak dan cucu mulai mampu berdiri sendiri. Do'a dan restu selalu terucap dari jiwanya. Manisnya iman dirasakan dan panggilan Illahi terasa betul dalam hati. Kaum ibu saai ini sudah dapat dipanggil nenek. Secara fisik kaum "wanita" pada usia ini terjadi gejolak jiwa agak serius. Bagi jiwa yang terpimpin oleh agama, mulai tekun beribadahnya.

h. Masa tua.
Masa menurun tadi berakhir sampai usia 64 tahun. Bergantilah pada usia tua. Dari sebutan nenek meningkat menjadi buyut. Umur tua ini berjalan antara 65 - 75 tahun. Masa ini penuh keluhan dan penderitaan. Namun sebaliknya bagi mereka yang ahli ibadah, pada saat ini merupakan waktu paling indah. Kepala makin merunduk, di kala bangun malam, shalatulail dikerjakan dengan tenang selalu dzikir baik di waktu duduk, berdiri, berbaring maupun berjalan. Gerak geriknya selalu disertai dengan bisikan indah pada Khaliqnya. Pada saat inilah letak manisnya iman.

i. Masa tua bangka.
Masa ini mulai menginjak usia 75 tahun seseorang dikatagorikan usia tua bangka. Kondisi fisik semakin laju menurun, jalan pikiran sudah mulai kurang normal. Unsur-unsur kesadaran mulai pudar, sebaliknya kerinduan terhadap mati semakin ditunggu-tunggu tak ubahnya orang dewasa menunggu datangnya jodoh atau orang hamil tua merindukan lahirnya si janin yang dikandungnya. Ilmu tidak mampu membahagiakan, tumpukan harta tidak ada manfaatnya. Pada usia tua bangka ini kembali tidak tahu apa-apa. Pada usia inilah hidayah Illahiyah sangat dibutuhkan. Bagi orang yang sejak muda tiada memperhatikan hal ini tidak akan mampu pula memperoleh hidayah tadi kecuali yang dikehendaki Allah. Usia panjang sunyi dari iman, tak ubahnya memperpanjang siksa ai alam dunia. Pada usia ini, iman dan ketaatan satu-satunya hal yang bermanfaat. Anak, harta, perhiasan, kedudukan dirasa hanyalah godaan. Iman adalah satu-satunya yang berharga, sebab dapat mengantarkan ke hadirat Illahi dengan penuh arti.

(Sumber: Peranan "Wanita" Dalam Pembangunan Bangsa Menurut Islam, Oleh Drs. H. Jumari Ismanto, dkk.).

PERAN WANITA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT MENURUT KONSEPSI ISLAM

"Menghinakan kaum "wanita" adalah berarti menghina ibunya sendiri, namun apabila hal itu disebabkan oleh kaum "wanita"nya sendiri itu adalah suatu kewajaran."



Layaknya kaum laki-laki, maka kaum "wanita" tidak lepas dari kehidupan ber"masyarakat". "Wanita" mempunyai hak penghargaan dan sebaliknya. "Wanita" mempunyai hak yang sama dalam lapangan pekerjaan, hukum, sosial dan pendidikan.


Dalam ber"masyarakat" ada beberapa ketentuan, antara lain:

1. Dilarang meremehkan pihak lain.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat Ayat 11, yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olokkan kaum lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan, dan jangan pula "wanita" (mengolok-olokkan) "wanita"-"wanita" lain (karena) boleh jadi "wanita"-"wanita" (yang digolok-olokkan) lebih baik dari "wanita" (yang mengolok-olokkan)."


2. Kaum "wanita" harus lebih memperhatikan anak putrinya.

Anak putri merupakan calon ibu, banyak resiko apabila salah arah dan sikapnya. Sudah sewajarnyalah ia lebih mendapat perhatian. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Barangsiapa mendapat cobaan dengan lahirnya anak-anak perempuan ("wanita"), maka merlakukan baik kepadanya, maka mereka ini besok hari kiamat menjadi benteng (tutup) dari api neraka."


3. "Wanita" Islam sebaiknya menginditifir sikap bidadari di surga.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surat Ar-Rahman Ayat 56, yang artinya:

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin."

Berusaha menjadikan dirinya memiliki sikap malu, wirang adalah pangkal harga diri bagi "wanita" itu sendiri di dalam "masyarakat". Menghinakan kaum "wanita" adalah berarti menghina ibunya sendiri, namun apabila hal itu disebabkan oleh kaum "wanita"nya sendiri itu adalah suatu kewajaran.


4. "Wanita" harus lebih banyak memahami ajaran agama.

"Wanita"' Anshar menurut Rasulullah SAW adalah paling utama, disebabkan mereka ini tidak malu-malu bertanya masalah agama. Apapun yang belum paham diutarakannya kepada Rasulnya. Pada saat sekarang ini tempat kita bertanya adalah para ulama.


5. "Wanita" dengan amal sosial.

Dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imam Turmudzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Hai Aisyah, janganlah kamu menolak permintaan orang miskin, walaupun dengan separuh butir, hendaknya kamu beri hati Aisyah. Cintailah orang-orang miskin itu dan dekatilah kepada mereka, kamu akan dekat kepada rahmat Allah kelak di hari kiamat."


6. "Wanita" wajib menjaga diri dari penjajahan dari dalam dan luar negeri. Karena satu ciri orang fasik adalah mereka merusak martabat "wanita" dan keturunannya.

"Wanita" sekaligus sebagai ibu harus prihatin apabila tanah air yang dicintainya dijadikan ajang berbuat dosa durhaka kepada Allah SWT. Praktek asusila mengotori ibu pertiwi, dan menjauhkan keberkahan dalam kehidupan. Bahkan tindak kekerasan, penodongan dan sebagainya banyak berasal dari masalah-masalah tadi.

(Sumber: Peranan "Wanita" Dalam Pembangunan Bangsa Menurut Islam, Oleh Drs. H. Jumari Ismanto, dkk.).


Peranan "wanita" dalam "masyarakat" tidak dapat dipungkiri. Dalam segala bidang kehidupan, "wanita" ikut berperan, bahkan dalam segala hal, peranan "wanita" lebih menentukan dari pada laki-laki.

MEMELIHARA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN RUMAH

"Rumah"ku adalah surgaku --- Untuk mewujudkan itu kita harus selalu memelihara ke"bersih"an dan ke"sehat"an "rumah" kita masing-masing."



Hal-hal yang harus kita lakukan supaya "rumah" kita selalu terpelihara ke"bersih"an dan ke"sehat"annya antara lain adalah:


1. MEMPERBAIKI SEGERA APABILA TERJADI KEBOCORAN PADA ATAP.

Atap adalah bagian bangunan "rumah" paling atas, yang terutama melindungi kita dari sengatan matahari dan curahan air hujan. Kebocoran dapat terjadi karena penutup atap pecah, lapuk atau bergeser dari tempatnya. Apabila terjadi kebocoran, air hujan dapat masuk ke dalam "rumah" sehingga mengakibatkan:

a. Langit-langit dan kerangka pendukungnya rapuh dan rusak.

b. Korsleting pada kabel listrik yang terbuka kemungkinan dapat menimbulkan kebakaran.

c. Warna cat/plitur perabotan "rumah" tangga menjadi pudar.

d. Lantai menjadi becek/licin.


2. MEM"BERSIH"KAN LANGIT-LANGIT DAN KOLONG-KOLONG SECARA BERKALA.

Sarang laba-laba, debu, dan kotoran-kotoran yang lembut dapat mengumpul di langit-langit dan kolong-kolong yang mungkin sulit dijangkau oleh alat pem"bersih" sehari-hari. Supaya udara dalam ruangan tetap "bersih", segar dan "sehat", maka kita perlu mem"bersih"kan langit-langit dan kolong-kolong secara berkala.


3. USAHAKAN DINDING SELALU "BERSIH", SEHINGGA SUASANA RUANGAN MENJADI NYAMAN.

Dinding yang berfungsi sebagai pembatas ruangan dapat dibuat dari bambu, kayu maupun pasangan batu bata. Supaya lebih awet, permukaan dinding harus secara berkala kita cat atau diberi lapisan lain yang dapat melindungi dinding dari kelapukan. Cat atau lapisan pelindung yang licin dapat membuat kita mudah dalam mem"bersih"kan dinding. Dinding yang "bersih" dengan warna-warna yang cerah akan memberi suasana ruangan menjadi lebih luas dan nyaman. Keindahan dapat dicapai dengan memberi hiasan/gambar secukupnya namun tetap tidak terlalu ramai dan tetap mudah di"bersih"kan dari debu.


4. USAHAKAN LANTAI "BERSIH", KERING DAN TIDAK BERDEBU.

Lantai dapat dibuat dari:
a. Tanah yang diratakan dan dipadatkan.
b. Pasangan batu bata, ubin dan plesteran.
c. Kayu, untuk "rumah" panggung.

Supaya lantai selalu "bersih", maka lantai:
a. Harus selalu disapu ataupun dipel.
b. Sekali-kali dapat diberi cairan pem"bersih" bakteri (karbol/kreolin) supaya lantai bebas dari bakteri/kuman.

Supaya lantai selalu kering, maka:
a. Kolong-kolong pada "rumah" panggung harus di"bersih"kan dari benda-benda yang dapat menimbulkan kelembaban.
b. Lantai tanah harus ditinggikan dari permukaan halaman.

Supaya tidak berdebu, percikkan air pada lantai yang kering, sebelum kita menyapunya.


5. FUNGSIKAN JENDELA DAN LUBANG ANGIN/LUBANG HAWA/VENTILASI SEBAGAI TEMPAT UNTUK PERGANTIAN UDARA SEGAR DAN MASUKNYA SINAR MATAHARI.

"Rumah" kita "sehat" apabila ruang-ruang:
a. Cukup tersedia udara segar.
b. Cukup sinar matahari pagi yang dapat membunuh kuman penyakit.

Udara segar dapat masuk sebanyak-banyaknya ke dalam ruangan dengan membuka jendela setiap hari, terutama pagi hari.

Usahakan sinar matahari pagi dapat masuk ke ruangan dengan menyingkirkan/memasukkan benda-benda yang menghalanginya.

Lubang-lubang angin yang terbuka terus menerus akan menjamin terjadinya pertukaran udara yang baik dan perlu diingat dengan memasang kawat/kain kasa, supaya nyamuk tidak dapat ikut masuk ruangan.


6. KAMAR TIDUR SECARA KHUSUS HARUS MEMENUHI SEMUA PERSYARATAN.

Kamar tidur adalah ruangan untuk beristirahat setelah melakukan kegiatan sepanjang hari. Langit-langit, dinding, lantai dalam kamar tidur harus dilengkapi sesuai dengan yang dipersyaratkan. Perabotan dalam kamar tidur harus diatur sedemikian rupa supaya tercipta suasana nyaman. Kasur, bantal dan selimut yang lembab harus dijemur secara berkala. Pakaian kotor jangan ditumpuk atau digantung karena dapat menyebarkan bau tak sedap, pengap dan menjadi sarang nyamuk atau serangga lain.


7. DAPUR YANG "BERSIH" MENJADIKAN MAKANAN YANG "SEHAT".

Dapur yang "bersih" dan nyaman terwujud karena:

a. Air bekas cucian dapat langsung disalurkan melalui saluran pembuangan yang lancar dan mudah di"bersih"kan.

b. Sampah dikumpulkan pada keranjang atau tempat sampah yang tertutup.

c. Asap segera dikeluarkan melalui cerobong atau bukaan pada atap.

d. Udara segar/"bersih" cukup tersedia dengan membuka lubang ventilasi yang berhubungan dengan ruang luar.

e. Perabotan dapur disusun sedemikian rupa sehingga mudah di"bersih"kan dan nyaman untuk dimanfaatkan.

f. Dinding yang licin mudah di"bersih"kan dan harus cukup mendapat penerangan.


Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:

a. Kompor atau tungku supaya dijauhkan dari dinding atau benda-benda yang mudah terbakar.

b. Dinding kayu/bambu supaya dilindungi dengan bahan tahan api supaya tidak mudah terbakar.

c. Pasir atau karung goni disediakan di dekat dapur sebagai alat penanggulangan pertama dalam memadamkan apabila terjadi kebakaran.


8. KAMAR MANDI DAN KAKUS YANG "BERSIH", CERMIN DARI KE"SEHAT"AN KELUARGA.

Bau tidak sedap dapat dihindarkan dengan:

a. Menyiram kotoran pada leher angsa (kakus) sampai tidak ada yang tertinggal.

b. Mem"bersih"kan saluran pembuangan sehingga air mengalir dengan lancar.

c. Mem"bersih"kan lantai sehingga tidak ditumbuhi lumut/jamur yang dapat menahan air dan kotoran.

d. Menyiram/mem"bersih"kan lantai dengan karbol/kreolin yang cukup sedap baunya secara berkala.


Bak mandi dijaga ke"bersih"annya dengan:

a. Mengganti air dalam bak mandi secara berkala untuk memusnahkan jentik-jentik nyamuk atau kuman lainnya.

b. Mem"bersih"kan/menyikat dinding bak untuk mencegah tumbuhnya lumut/jamur yang kotor.

c. Menambal bagian permukaan lantai yang rusak sehingga permukaan rata.


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Lantai berlumut sangat licin sehingga membahayakan pemakai kamar mandi.

b. Permukaan dinding kamar mandi harus kedap air sehingga tidak membuat lembab ruang di sebelahnya.

c. Ventilasi yang kurang baik akan menjadikan ruang di sebelahnya menjadi lembab.


9. HALAMAN YANG HIJAU DAN RAPI MENINGKATKAN SEMANGAT KELUARGA.

Halaman yang hijau diperoleh dari tanaman-tanaman yang terawat dengan baik. Tanaman yang terawat dapat memberi manfaat bagi kita seperti:

a. Buah, daun, bunga (dapat dimakan, sebagai obat, atau indah untuk dipandang).

b. Kerimbunan dapat menjadikan suasana teduh.

Halaman yang rapi dapat menciptakan keluarga yang harmonis.

Rawatlah halaman dengan:

a. Menyiram tanaman minimal 1 kali dalam sehari.

b. Pangkas tanaman yang sudah terlalu rimbun.

c. "Bersih"kan halaman dari kotoran-kotoran.

d. Jagalah saluran-saluran supaya tidak terjadi genangan air.

e. Jangan menutup seluruh halaman dengan perkerasan (semen) supaya memberi kesempatan tanah menyerap air sehingga tidak kekeringan.

Merawat halaman bersama keluarga dirasakan ringan tetapi memperoleh manfaat yang besar.


10. PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BENAR, MENJANJIKAN SUASANA MENJADI "SEHAT" DAN SEDAP.

Mengelola sampah:

a. Mencegah supaya sampah tidak terlalu banyak di sekitar kita dengan cara:
1). Selalu membawa tas bila berbelanja supaya tidak membawa pulang pembungkus plastik terlalu banyak.
2). Kurangi penggunaan barang dari plastik dan jangan sekali pakai terus buang.
3). Dan lain-lain.

b. Menyediakan tempat penampungan sampah yang sementara yang kedap air, kedap bau, dan tidak mudah dimasuki binatang-binatang (bak sampah keluarga dan bak sampah lingkungan yang tertutup).

c. Membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (dapat berupa tempat penimbunan sampah kota, pembakaran, atau lubang yang dapat ditimbun).


Hal yang perlu diingat:

a. Sampah plastik tidak dapat membusuk dan menyatu dengan tanah.

b. Sampah-sampah yang dapat membusuk juga dapat mencemari air di sekitar penimbunan dan menimbulkan bau yang tajam tidak sedap.


11. SALURAN PEMBUANGAN AIR HUJAN DAN AIR LIMBAH.

a. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah lingkungan perlu diperhatikan fungsinya.

b. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah sebaiknya dijaga supaya tidak tersumbat.

c. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah tersebut bukan merupakan tempat pembuangan sampah karena akan mengakibatkan air tidak mengalir dengan lancar sehingga dapat menyebabkan tergenangnya air dan menyebarkan bau yang tidak sedap.


12. JALAN LINGKUNGAN/SETAPAK.

a. Merawat jalan lingkungan/setapak bersama-sama dengan warga setempat.

b. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri misalnya dengan menanam pohon di tepi jalan lingkungan/setapak.


Dengan melakukan kegiatan-kegiatan di atas Insya'Allah akan dapat kita wujudkan "rumah" yang "bersih" dan "sehat"; Sehingga kita dan anggota keluarga kita akan merasa betah tinggal di "rumah". "Rumah" bagaikan surga seperti yang kita impilan akan terwujud.