Minggu, 26 Juni 2011

PIL KB MENJAGA KULIT TETAP HALUS

Berbagai temuan ilmiah sudah semakin menyempurnakan manfaat dari pil KB. Kini sudah tak perlu lagi khawatir mengkonsumsi pil KB yang menyebabkan jerawatan ataupun gemuk.57 tahun lalu seorang ilmuwan Amerika Serikat, Carl Djerrasi, dan rekannya, George Rosencranz, menemukan pil KB dari sintesis progesterone,yang berasal dari tumbuhan umbi rambat (Mexico dioscora). Temuan Djerrasi ini kemudian digunakan sebagai obat pencegah kehamilan, dan resmi beredar di Amerika pada tahun 1960.
Sintesis progesteron ini mampu bekerja menekan pertumbuhan lapisan endometrium yang menentukan keberlangsungan hidup buah kehamilan di dalam rahim. Sehingga praktis membuat buah kehamilan sulit menempel maupun terjadinya kehamilan.
Namun, di tahun-tahun berikutnya hingga akhir era 60-an, banyak perusahaan farmasi Eropa berlomba meneliti dan memformulasi pil KB. Sampai ditemukannya pil KB yang menggunakan hormon estrogen dan progesteron, yang bekerja membalik proses normal reproduksi wanita agar tak terjadi pembuahan.
Pada dasarnya kadar FSH - yang mempengaruhi diproduksinya estrogen setelah masa haid - diproduksi tinggi pada saat beberapa hari sebelum masa ovulasi. Estrogen berfungsi memacu pertumbuhan lapisan endometrium sebelum terjadi pembuahan. Selain itu, memacu proses pematangan sel telur hingga sel telur dilepaskan, atau yang dikenal dengan masa ovulasi (masa subur).
Sedangkan hormon LH - yang mempengaruhi produksi progesteron - mempersiapkan rahim untuk pembersihan atau peluruhan lapisan endometrium. Progesteron akan diproduksi tinggi pada saat menjelang haid.
Dan untuk mencegah terjadinya pembuahan, hormon ini ditekan dengan hormon sebaliknya, sehingga tak sempat terjadi pembuahan. Misalnya, dengan menambah hormon progesteron untuk menghambat pematangan sel telur.
Namun, tak semua pil KB mengandung kedua hormon ini. Pada wanita menyusui, pil KB yang memang mengandung estrogen tak disarankan dikonsumsi, karena akan menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah ASI. Wanita menyusui lebih disarankan untuk menggunakan pil KB yang mengandung derivate progesterone saja.
Berbeda dengan alat kontrasepsi lain, kontrasepsi pil tak memerlukan prosedur rumit ataupun rasa sakit. Selain itu, jika ingin menghentikan KB dan mengupayakan kehamilan, tak perlu menunggu berbulan-bulan. Cukup sekali haid dan setelahnya sudah bisa hamil kembali.
"Apalagi pil KB ini sudah lama diteliti dan disempurnakan oleh para ilmuwan, sehingga pil atau oral contraception ini adalah alat KB yang mendekati ideal," ujar dr. Ari Waluyo, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Bersalin Asih Jakarta. Cara penggunaan dan mendapatkan pil KB ini pun mudah. Cukup mendatangi dokter kandungan atau bidan pelayan KB untuk diresepkan alat kontrasepsi pil KB.
Atau, jika kurang yakin dengan efektifitas yang dihasilkan atau kemungkinan reaksi yang ditimbulkan, dapat dikonsultasikan dulu. Setelah itu, dapat mulai mengonsumsi 21 pil KB sesuai hari yang tertera pada kemasan pil (jika jumlah pil 21 butir, atau 28 hari konsumi jika jumlah pil 28 butir).
Pil KB biasanya dikonsumsi mulai awal mendapat haid hingga 21 hari ke depan. Di masa awal, pil KB yang dikonsumsi mengandung estrogen. Namun setelah menginjak minggu ke-2, pil KB yang dikonsumsi mengandung juga progesteron, dan minggu ke-4 kadar kedua hormon tadi sama-sama turun.
Hal ini mengikuti siklus normal reproduksi wanita, dan hanya sedikit menekan pada saat terjadinya ovulasi atau 14 hari sebelum haid terjadi, dengan meningkatkan progesteron untuk menghalangi terbentuknya lapisan endometrium yang baik untuk perlekatan buah kehamilan.
Serta meningkatkan estrogen sebelum ovulasi sehingga produksi FSH dan LH terganggu dan tidak terjadi kematangan sel telur, termasuk pengentalan lendir mulut rahim yang menghalangi sel sperma masuk ke dalam rahim.
Sayangnya, terkadang pengguna pil KB akan menimbulkan keluhan di minggu-minggu awal bagi pengguna yang siklus haidnya tidak normal. Menurut Ari, hal ini tak perlu dikhawatirkan berlebihan, karena haid akan kembali normal dengan sendirinya. "Setelah 6 bulan pemakaian biasanya hormon-hormon akan bekerja dengan baik dan siklus haid kembali normal," ungkap dokter Ari.
Lalu, bagaimana jika sering lupa meminumnya? Menurut Ari, kesalahan yang umum terjadi dari penggunaan pil KB memang kelupaan meminumnya. Akan tetapi, kealpaan ini tak lantas akan langsung menyebabkan kehamilan.
Kelupaan meminum pil KB bisa disiasati dengan membiasakan mengonsumsinya pada satu waktu, misalnya di pagi hari. Namun jika sudah terlanjur lupa, segera minum pil tadi dan konsultasikan ke dokter atau bidan terdekat. Jika lupa minum pil hingga hari ke 3 (kurang dari 72 jam), kehamilan masih dapat dicegah dengan pemberian emergency pill atau pemasangan IUD. (na/nov)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar